HAFID PRAWIRAKUSUMA -- Mengubah Nasib Jadi Juragan Sapi
Dia kabur saat prajabatan untuk menjadi pegawai negeri di Dinas Peternakan Jawa Barat. Hafid Prawirakusuma (38) memilih menjadi pegawai perusahaan swasta yang usahanya menggemukkan sapi. Rupanya pilihan hidupnya itu kini telah mengantarkannya menjadi juragan sapi melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD).
Kalau jodoh memang tak akan lari ke mana-mana. Tidak ada upaya khusus dari Hafid Prawirakusuma, alumni Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung (1996) jurusan Nutrisi Ternak ini hingga ia terpilih peserta program SMD. Kesempatan ini ia peroleh lantaran suka main ke kampusnya.
“Saya ditawari untuk menjadi SMD, namun saya bilang nggak mau kalau hanya sebagai pendamping,” tuturnya kepada Sinar Tani. Setelah ia pelajari ternyata di SMD ini, menuntut dia jadi pelaku langsung, pembina dan sekaligus sebagai pembimbing peternak. Akhirnya ia mau, ikut seleksi dan dinyatakan lulus.
Dana pun mengucur. Jumlahnya tidak sedikit, untuk hidup di sebuah desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. “Saya mendapat dana SMD Rp 363 juta, cair bulan November 2008,” tutur pemuda yang pernah bekerja di perusahaan penggemukan sapi Cipta Artha Mahesa, Indramayu, Jawa Barat dan di Koperasi Sinar Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat.
Keluar dari dua perusahaan itu, Hafid merintis usaha ternak sapi. Pada tahun 2000, ia kembali ke Sumedang, punya 40 ekor sapi. Modalnya dari pinjaman. Setelah dibayar hutang-hutangnya, ia tinggal punya 10 ekor sapi miliknya sendiri.
Di desa ia tinggal, adalah sentra sapi. Banyak terdapat sapi betina, namun umumnya petani yang punya ternak tidak memiliki pejantan. Untuk membantu para petani itu, Hafid memelihara sapi jantan unggul sebagai hobi sekaligus untuk pejantan. Di kandang di belakang rumahnya, sapi itu ia pelihara.
Dana Rp 363 juta digunakannya untuk membeli 12 ekor sapi bunting BX seharga Rp 144 juta. Sisanya digunakan untuk membeli sapi lokal, usaha jual beli sapi untuk kurban dan sapi potong. Sekarang, ternak sapinya sudah ada 67 ekor, selama 8 bulan berjalannya program ini. Modalnya pun berkembang sudah menjadi sekitar Rp 500 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar